
di Tasikmalaya, Jawa Barat, saat usia beliau masih 15 tahun. Di sana, para santri dibiasakan untuk makan secukupnya dan seadanya. Mereka selalu makan bersama dan tak pernah makan berlebihan. Menurut sang guru, makan banyak akan menutup hati. Beliau mampu mendisiplinkan diri karena telah berlatih pencak silat sejak usia 12 tahun. Dulu, beliau biasa berlatih bersama teman-temannya setelah shalat Isya dan mengaji. Mereka berlatih dibimbing oleh sang pelatih, Mursadi bin Ramidun. Sang guru juga sering membawa beliau berkeliling ke perguruan silat di sejumlah daerah. Selain untuk mempelajari gerakan silat dari daerah lain, tujuan berkeliling juga untuk menjaga dan menjalin silaturahim dengan para guru silat yang lain.
Pada tahun 1957, beliau mendirikan Perguruan Silat Pusaka Djakarta yang beraliran gerak cepat untuk mengajar silat bagi murid-muridnya. Tujuan beliau mendirikan perguruan silat ini adalah beliau ingin mengembangkan dan melestarikan silat Betawi di Indonesia.Pada tahun 1969, H Sanusi mendaoat tawaran untuk menjadi koreografer film silat "Djampang Mentjari Naga Hitam". Alhasil, film tersebut sukses besar. Kesuksesan film tersebut membuka pasar film laga berbasis silat. Beliau sangat bangga dengan kesuksesan film tersebut. Namun, dia prihatin karena Hongkong yang semula meniru langkah Indonesia membuat film laga malah sekarang lebih terkenal sebagai salah satu produsen film laga. Salah satu harapan beliau, naskahnya tentang pendekar silat dari Ngarai Sianok dapat difilmkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar